What is Modern Kartini?

Photo by cottonbro on Pexels.com

Saat saya memutuskan membuka blog ini dan menentukan sebuah nama, saya langsung terpikir “Modern Kartini”. Berikut ini adalah beberapa pemikiran yang ada saat dua kata ini terlintas di benak saya.

Raden Adjeng Kartini di tahun 1891 saat berusia 12 tahun harus dipingit, tidak diperbolehkan keluar rumah, namun proses pendidikannya tidak berhenti sampai di situ. Sebelum usia 20 tahun dia sudah menyelesaikan banyak bacaan, salah satunya adalah buku novel Max Havelaar, ia juga membaca koran Semarang untuk menambah pengetahuannya selain terus bertukar pikiran melalui surat menyurat dengan sahabatnya Rosa Abendanon yang mengembangkan pemikirannya tentang feminisme modern. Buah pemikiran beliau sampai sekarang menurut saya masih sangat relevan contohnya:

  1. Teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi!
  2. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung.
  3. Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang.
  4. Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tetapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri

4 buah pemikiran di atas dari semua buah pemikiran RA Kartini lainnya adalah beberapa hal yang bisa menjadi reminder bagi kita para perempuan di dalam memperjuangkan hak-haknya. Beberapa perjuangan tersebut seperti: hak diperlakukan sama dengan para laki-laki di dalam karir dan kedudukan status sosial tanpa adanya bias, hak mendapatkan pendidikan tinggi dan berkarya bukan hanya menikah, menjadi seorang istri, dan mengurus rumah tangga atau anak semata. Hak mendapatkan keseimbangan peranan di dalam merawat dan mendidik anak-anak sehingga paradigma yang berkata “suami tugasnya mencari uang, urusan rumah tangga dan pendidikan anak di rumah adalah tanggung jawab istri 100%” perlahan bisa bergeser dan hilang.

Laki-laki maupun perempuan adalah sama-sama manusia biasa yang membutuhkan pemenuhan kebutuhan seperti yang dijelaskan dalam piramid Abraham Maslow’s Hierarchy of Needs di bawah ini. Hal ini berarti perempuan apapun profesinya termasuk ibu rumah tangga tetap membutuhkan semuanya ini dan yang seringkali terabaikan adalah dua piramida teratas yaitu self esteem dan self actualization. Perempuan dengan naluri keibuannya yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan suami juga membutuhkan hal lainnya seperti: rasa percaya diri, penghargaan / mendapatkan rasa hormat dari orang lain, sense of achievement atau pengakuan, kreatifitas atau kesempatan berkreasi untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Nah untuk mencapai itu tentunya ada proses yang harus dijalani dan ada interaksi dengan orang sekeliling yang harus dihadapi.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/58/Maslow%27s_hierarchy_of_needs.svg/512px-Maslow%27s_hierarchy_of_needs.svg.png

Semoga blog ini akan menjadi sumber inspirasi bagi para perempuan tetapi juga bisa menjadi sumber informasi atau referensi bagi para laki-laki untuk lebih memahami perempuan dan memberikan kesempatan dan ruang lebih buat para perempuan di luar sana sehingga para perempuan bisa menjadi manusia seutuhnya, mengoptimalkan potensinya, dan berkontribusi bagi sekelilingnya. Amin.